Selasa, 28 Juli 2009

Mengejar Mimpi Indonesia

Oleh : Mahiruddin Siregar


(Peta Indonesia, by : m0812300275, www.flickr.com)

Sesuai dengan pembukaan UUD 45 disebutkan bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Sesungguhnya itulah cita-cita kemerdekaan kita atau itulah mimpi-mimpi Indonesia yang diperjuangkan oleh para founding father kita.

Rakyat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, ternyata belum juga tercapai secara penuh setelah lebih 6 dasa warsa kita menyatakan kemerdekaan.

Kita belum bisa merdeka secara ekonomi, belum bisa berdaulat penuh terhadap cabang-cabang produksi dan kekayaan alam yang kita miliki, juga persatuan kita pun masih sangat rawan akibat kesenjangan sosial.

Kalau dirunut kebelakang, itu semua terjadi karena belum tercapainya kemakmuran yang merata diseluruh pelosok negeri.

Untuk mengejar mimpi-mimpi tersebut diatas diperlukan terobosan dan paradigma baru dalam pembangunan Indonesia kedepan.

Pada dasarnya kita adalah negara agraris, maka perlu ditingkatkan usaha agro-bisnis.
Tetapi harus juga menjaga lingkungan agar hutan trofis kita jangan sampai rusak, maka potensi pohon aren sebagai pengganti hutan yang rusak, sangatlah tepat, dan untuk mengolah hasil aren diperlukan pembangunan pabrik-pabrik gula dan pabrik-pabrik bio-ethanol yang berbahan baku nira aren.

Pohon kelapa juga perlu ditanam disepanjang pantai-pantai Indonesia untuk mencukupi keperluan akan minyak goreng dan produk ikutannya.

Potensi kekayaan laut kita sangat besar, dan belum diusahakan secara optimal, sehingga banyak dicuri oleh nelayan asing.
Para nelayan kita masih sangat tradisional dan jauh dari kemampuan bersaing dengan nelayan asing, karena mereka tidak punya kapal dan peralatan menangkap ikan yang maju dan modern. Maka perlu ditingkatkan kemampuan nelayan dan perusahaan perikanan kita untuk dapat mengolah hasil laut kita, sehingga dapat menambah devisa negara, dengan meremajakan kapal ikan dan perlatan lainnya secara modern.

Untuk mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat akan produk siap pakai, kita harus memperbanyak membangun manufaktur terutama yang berbasis pertanian, peternakan dan perikanan.
Hal ini untuk peningkatan nilai tambah produk kita, agar tidak lagi kita hanya mengekspor bahan mentah saja, tetapi harus mampu menghasilkan bahan jadi untuk diekspor atau minimal untuk dipakai sendiri, agar terhindar dari ketergantungan kepada barang impor.

Sudah saatnya semua kekayaan tambang kita dapat kita olah sendiri, sehingga hasilnya dapat dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Indonesia.

Untuk mepertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, perlu mengutamakan kemajuan rakyat digaris terdepan atau daerah perbatasan. Semua pulau-pulau digaris depan harus dihidupkan, jangan dibiarkan kosong, kalau tidak mau bernasib sama dengan Sipadan dan Ligitan.

Kita punya pulau-pulau sebanyak kurang lebih 10.000 pulau, alangkah baiknya kalau semua pulau itu dapat dihuni oleh manusia dengan menciptakan kehidupan disana antara lain sebagai kampung-kampung nelayan, tempat industri pengolahan hasil laut, tempat wisata bahari, pangkalan angkatan laut, dll.

Masih banyak cara untuk menjemput mimpi-mimpi Indonesia, ayo singsingkan lengan baju dan mulai bekerja..................!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar